Kalau para ABG bisa dengan bebas mengekspresikan kegalauannya lewat sosmed bahkan jadi tren, coba saja kita buka kabar berita di facebook anak atau adik kita yang masih ABG, hampir 80% status teman-temannya berisi curcol (curhat colongan) yang menunjukkan kegalauannya.
lalu bagaimana dengan kita yang sudah menyandang gelar “nyonya”? . Kalau dipikir-pikir,yang harusnya banyak galau ya kita-kita ini. Yang harus menghadapi bejibun urusan,mulai dari pekerjaan rumah, anak yang rewel, keuangan yang seret, atau bahkan suami yang mungkin mulai lirik kanan kiri.
Memang serba salah, dipendem sendiri takutnya tekanan batin. Curhat ke teman atau tetangga nanti malah jadi hot gossip karena bocor sana sini. Apalagi mau ikutan curcol di sosmed, bukan solusi yang didapat malah di komporin. Huf, ternyata jadi orang dewasa semua perlu dipikir akibatnya yah? kalau ga inter-pinter noto ati sepertinya akan banyak ibu-ibu yang stress.
So, gimana dong solusinya?. Kalau saya masih memilih Tuhan sebagai tempat curhat terbaik ( sok agamis yah?). Kenapa pilih Tuhan? Tentu saja, kalau kita curcolnya sama Tuhan apalagi waktu sholat Tahajut, kita bisa cerita sepuasnya sambil nangis Bombay tanpa khawatir rahasia akan bocor. Plong banget rasanya kalau udah gitu, beban berasa berkurang setengahnya, meskipun kita belum menemukan solusi. Tapi dengan begitu pikiran kita sudah lebih jernih sehingga bisa mencari solusi untuk masalah yang kita hadapi tersebut.
itu cara saya mencoba menghadapi bejibun masalah yang kadang datangnya ga di undang dan pulang ga dianter ( kaya jailangkung ). Karena apapun yang terjadi, hidup harus terus berjalan. So, jangan sampe deh kita jalanin hidup dengan menggendong masalah kemana2 ( nyanyi mode on mbah surip). hadapi dan ambil hikmah dari setiap masalah yang kita hadapi, just it. Maka kita akan merasa ringan menjalani kehidupan ini.
Galau, mana tahan. hehehe
Sering mikirin pengembangan diri yang tidak dibarengi dengan ketaatan kepada tuhan. Ini galau juga ya?
bisa jadi salah satu bentuk kegalauan itu hehehe